
SAM PALGUNADI
Aku
termasuk seorang yang mengakui arti penting nama dalam sejarah kehidupan. Adam
di awal penciptaannya diperintahkan Tuhan menyebutkan "nama-nama"
yang entah apa, malaikat pun tak mampu saat itu. Oleh karenanya aku tak
main-main dengan nama dan memerlukan diri berlama-lama merenungkannya
sebelum menggunakan nama tersebut.
Itu
soal nama dalam isi, bukan bungkus. Aku konservatif dalam isi, tapi liberal
dalam bungkus. Karena itu aku membebaskan seorang memanggilku dengan sebutan
apapun: "sam", "sampah", "sogol",
"pedet", "asu" sekalipun. Monggo saja!
Terkait
sifat-sifatku aku percaya kejujuran tak pernah bisa dikatakan, tapi selalu bisa
dirasakan. Maka aku tidak mau tidak jujur di sini tentang siapa aku. Datang
saja padaku! Lihat sendiri, jalani sendiri, rasakan sendiri. Jangan sekali-kali
keroyokan!
Terkait
aku yang pernah terpikirkan, mungkin kata-kata ini bisa sedikit mewakili:
Aku
hanya seutas tali,
yang
bahkan tak cukup menjerat tanganku sendiri.
Dari
subalnya laku,
Dalam
kekerdilan aku terus berjibaku.
Aku
selembar daun kering.
Terpontang-panting
dalam hembus angin:
setiap
inginku.
Terhempas
lepas pada
hamparan langit tak berbatas.
Terkait
diriku yang lain-lain: "Aku adalah apa yang ada di hatiku." Jangan
ingin tahu, karena itu membuatmu harus masuk ke dalamnya! Sekali saja masuk,
mungkin kamu gak akan pernah keluar-keluar lagi. Sekian
0 komentar:
Posting Komentar