Menulis untuk sebuah pencarian yang tak berkesudahan. Menulis untuk mengaktualisasi yang asalnya cuma bayang-bayang. Menulis untuk merumuskan lintasan-lintasan yang tiba-tiba muncul dalam pikiran. Menulis untuk menyapa lembutnya hati dan dalamnya perasaan. Menulis untuk secara perlahan dan terus-menerus menguatkan keyakinan. Menulis untuk memaknai setiap torehan dan liku kehidupan. Menulis untuk berupaya menggapai hakikat dan kesejatian.

Sabtu, 10 September 2022

Ya Nabi

Ya Nabi, aku meng-ingin:
turut serta mengumandangkan namamu.
Tapi bibirku tak pernah basah.
Pada nada kesia-siaan mulutku menggubah.

Ya Nabi, aku merindu:
puja-puji selawat mencumbu kupingku.
Tapi yang menyapaku hanya nyanyian
rintihan hampa dan jerit kegaduhan.

Ya Nabi, aku mendamba:
kerlip pelita wajahmu menyapa malamku.
Tapi justru kusumpalkan segunung dosa
di mataku tinggal gelap segala nyala.

Ya Nabi, aku mengimpi:
mendiami keabadian dengan syafaatmu.
Tapi lelakuku hanya diam dan mendiamkan
sunnahmu bertukar-tukar dengan kesesatan.

Ya Nabi, aku mengiba:
dalam sunyi engkau menyorotkan cahaya.
Tapi bagaimana bisa aku mengikutimu
jika kalbu membatu terbelenggu nafsu?

Ya Nabi, aku menyeru:
Engkau Muhammadku, oh Muhammadku.
Tapi pantaskah aku mengungkap kerinduan
jika dzikirku hanya luapan kealpaan?

Ya Nabi, akhirnya aku mendoa:
pada Pencipta nuur-mu yang mulia.
Semoga dipantaskan juga diperkenankan
berjumpa denganmu di lorong penantian.

-Sam Palgunadi-
Pati, 22 Oktober 2021

0 komentar:

Posting Komentar