Menulis untuk sebuah pencarian yang tak berkesudahan. Menulis untuk mengaktualisasi yang asalnya cuma bayang-bayang. Menulis untuk merumuskan lintasan-lintasan yang tiba-tiba muncul dalam pikiran. Menulis untuk menyapa lembutnya hati dan dalamnya perasaan. Menulis untuk secara perlahan dan terus-menerus menguatkan keyakinan. Menulis untuk memaknai setiap torehan dan liku kehidupan. Menulis untuk berupaya menggapai hakikat dan kesejatian.

Minggu, 19 Juni 2011

Puasa, Sarana Menggapai Kesuksesan

Ada banyak sarana untuk menggapai kesuksesan hidup. Beberapa diantaranya berkaitan langsung (merupakan hubungan sebab akibat) dengan yang ingin digapai tersebut dan beberapa yang lain tidak berhubungan langsung. Sebut saja ketika seseorang ingin menjadi dokter, maka yang seharusnya ia usahakan ialah berusaha untuk dapat kuliah di fakultas kedokteran atau (jika sudah) ia harus bersungguh-sungguh dalam belajar. Itulah sarana yang berhubungan langsung dengan kesuksesan yang ingin digapai. Namun ada juga sarana yang tidak berhubungan langsung dengan kesuksesan yang ingin digapai. Dalam hal ini keyakinanlah yang akan berperan dominan. Adakalanya yang diusahakan itu tidak berkaitan langsung dengan kesuksesan, adakalanya juga yang dilakukan memang gak nyambung, tergantung keyakinan itu tadi. Tulisan ini akan mencoba mencermati hal tersebut.

Barangkali ada banyak sekali sarana tidak  langsung untuk menggapai kesuksesan. Ada yang positif ada juga yang negatif. Yang positif contohnya: puasa, berdoa, beribadah, dan lain-lain. Sedangkan yang negatif seperti: minta bantuan dukun, pakai jimat, dan lain-lain. Disini satu hal yang ingin saya cermati, yaitu puasa. Puasa bagi umat muslim, apabila dilakukan dengan ketentuan tertentu, akan bernilai ibadah. Terlepas dari hal itu, puasa juga seringkali dikaitkan tirakat dalam adat masyarakat jawa. Orang-orang tua seringkali menasehati anak-anaknya untuk bertirakat agar dikemudian hari dapat hidup enak, meraih sukses dan lain-lain.

Terdapat sebuah fenomena alam yang mecontohkan kaitan bertirakat (dalam hal ini berpuasa) dengan kesuksesan. Bagi saya, hal ini penting karena memang kehidupan di alam semesta ini berjalan menurut aturan hukum alam (sunnatullah). Untuk itu, selayaknya setiap fetiap fenomena yang terjadi di alam ini dicermati, dihayati yang kemudian diambil hikmah dan pelajaran. Fenomena yang saya maksudkan di sini adalah perubahan ulat menjadi kupu-kupu. Saya sendiri mendapatkan ilmu ini ketika berada di warung kopi. Barangkali agak berlebihan, tapi (terlepas dari madlorot-nya) seringkali saya menyebutkan warung kopi sebagai sumber ilmu pengetahuan. Orang bicara politik (meskipun sebenarnya tidak tau), ekonomi, sosial dan berbagai macam ilmu di warung kopi, hehe. Suatu ketika di warung kopi seorang bapak berbicara dengan saya tentang puasa sunah. Terkait dengan itu, tiba-tiba ia bicara mengenai seekor ulat. Seekor ulat yang setiap hari makan daun dan berjalannya pun merangkak. Lalu ulat pun bertirakat (si bapak tadi menyebutnya berpuasa). Setelah sekian waktu ulat pun berubah menjadi kepompong kemudian kupu-kupu yang dapat tebang dan menghisap madu. Subhanallah, begitu sukses ulat itu. Puasa merubahnya dari yang hanya bisa merangkak manjadi bisa terbang, dari yang hanya makan daun menjadi menghisap madu. Puasa menjadikannya meraih kesuksesan.

Hubungan puasa dengan kesuksesan selain dapat digambarkan dari fenomena ulat di atas juga dapat dicermati dari manfaat-manfaat yang ditimbulkan. Saya mempunyai analisis sederhana mengenai hal ini. Ketika berpuasa, manfaat-manfaat yang ditimbulkan dapat digambarkan dari hal-hal berikut:
  • Orang yang berpuasa (menurut istilah syariat islam) adalah orang yang menahan diri dari makan, minum dan hal-hal yang membatalkan puasa. Dalam hal ini puasa melatih orang untuk menahan diri.
  • Ketika berpuasa, agar orang dapat bertahan (tidak kehabisan energi) sampai bedug maghrib tiba maka ia akan mengatur aktivitasnya. Puasa juga tiada akan bernila ketika orang yang yang berpuasa menggunakan waktunya untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Ini berarti puasa melatih orang untuk mengatur diri.
  • Orang yang berpuasa akan sabar walau dalam himpitan rasa lapar dan dahaga. Ini berarti puasa melatih kesabaran.

Akan ada banyak lagi manfaat-manfaat puasa selain tiga yang saya sebutkan di atas. Tapi, kaitannya dengan kesuksesan barangkali tiga hal di atas menjadi dominan. Bayangkan ketika orang sukses tidak mampu menahan diri. Ia akan berfoya-foya, hidup boros dan pada akhirnya kesuksesan yang diraihnya pun tidak akan tahan lama. Orang yang sukses, maka pastilah ia pandai mengatur waktu dan pandai mengatur dirinya sendiri. Begitu juga, sedikit atau banyak kesuksesan pasti diraih dengan kesabaran dan ketekunan. Dan itu semua dapat dilatih dengan berpuasa.

Ada banyak sekali waktu yang dianjurkan untuk berpuasa menurut islam. Semakin sering berpuasa, maka semakin baik. Nabi muhammad saw sendiri, meski melarang umatnya untuk berpuasa sepanjang waktu, menganjurkan untuk berpuasa tiga hari setiap bulan, jika mampu lagi maka berpuasalah senin-kamis, atau jika mampu lagi berpuasalah nabi Dawud (sehari puasa sahari berbuka). Selain itu dalam islam juga terdapat waktu dimana sebulan penuh diwajibkan untuk berpuasa. Dari keterangan-keterangan di atas, tentulah hal tersebut tidak akan sia-sia baik dalam urusan dunia maupun akhirat.

Itulah sedikit tulisan saya mengenai puasa sebagai sarana menggapai kesuksesan. Seperti biasa, anda juga boleh tak percaya. Wong yang nulis juga bukan ahli berpuasa, hehe.

0 komentar:

Posting Komentar