Menulis untuk sebuah pencarian yang tak berkesudahan. Menulis untuk mengaktualisasi yang asalnya cuma bayang-bayang. Menulis untuk merumuskan lintasan-lintasan yang tiba-tiba muncul dalam pikiran. Menulis untuk menyapa lembutnya hati dan dalamnya perasaan. Menulis untuk secara perlahan dan terus-menerus menguatkan keyakinan. Menulis untuk memaknai setiap torehan dan liku kehidupan. Menulis untuk berupaya menggapai hakikat dan kesejatian.

Sabtu, 10 September 2022

Tutur Kata #11


"Sesungguhnya pikiran adalah juru selam, menyelam jauh ke lautan hati untuk menemukan mutiara kebijakan. Ketika ia membawa ke pantai kemakhlukannya, ia tumpah dalam bentuk kata-kata dari bibirnya, dan dengan itu dia membeli ketaatan tak ternilai di pasar-pasar ibadah Tuhan Sang Pencipta."

[Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani]

Termangu


Kerinduanku berjodoh dengan hujan, Kasih.
Setiap keduanya bertemu,
aku hanya termangu.
Menanti irama rintik berhenti bernyanyi.
Menyisakan satu melodi
yang terus terngiang di kepalaku.
Ejaan namamu.
X
-Sam Palgunadi-
Pati, 9 Desember 2020

Pustaka Rasa #11


TEOREMA SENJA: Semua pengembaraan adalah rindu. Setiap rindu akan berjumpa Sang Kekasihdi terminal-terminal kesaksian. Hanyut bersatunya subyek dengan objek kesaksian itulah Cinta.

-Sam Palgunadi-
27 Oktober 2013

Kembali ke Asal

Jalan panjang terbentang
sesaat terlampaui,
detik demi detik berganti,
bersahut-sahutan dengan sepi,
dengan rindu yang enggan berbagi:
kukuh mengumandangkan sunyi.

Selamat datang ruang dan waktu
yang masih tersisa,
masih mengijinkan rasa,
masih menyemaikan cinta,
bertakhta di jagad maya,
bertumpu bentala fana.

Sejuta seru dan intensi restu, Tuan,
tetaplah menjadi kawan,
mengiringi setiap persinggahan,
mengarungi titian pengembaraan,
menuju sebaik-baik haluan:
kembali ke asal kejadian.

-Sam Palgunadi-
Lamongan, 1 Januari 2021

Tutur Kata #10

Kehidupan ini seimbang. Barangsiapa hanya memandang pada keceriaannya saja, dia orang gila. Barangsiapa memandang pada penderitaannya saja, dia sakit.

[Pramodya Ananta Toer dalam "Anak Semua Bangsa"]

Semesta Rasa

Kemanakah perginya masa lalu,
jika serpihan kenangan membatu
tak menjadi bagian dari aku?

Dimanakah letak muara rindu,
jika arah jalan dan pusaran waktu
tak berjalan menujumu?

Jika aku adalah pustaka kata,
kalianlah semesta rasa
di lubuk sunyi yang bertakhta.

-Sam Palgunadi-
Pati, 26 Mei 2022

Pustaka Rasa #10

"Pengetahuan tak selalu identik dengan keberuntungan, karena banyak tahu bisa jadi adalah penyebab kepedihan. Dan mereka yang pelupa menjadi seberuntung-beruntungnya manusia."

-Sam Palgunadi-
8 Juni 2012

Ya Nabi

Ya Nabi, aku meng-ingin:
turut serta mengumandangkan namamu.
Tapi bibirku tak pernah basah.
Pada nada kesia-siaan mulutku menggubah.

Ya Nabi, aku merindu:
puja-puji selawat mencumbu kupingku.
Tapi yang menyapaku hanya nyanyian
rintihan hampa dan jerit kegaduhan.

Ya Nabi, aku mendamba:
kerlip pelita wajahmu menyapa malamku.
Tapi justru kusumpalkan segunung dosa
di mataku tinggal gelap segala nyala.

Ya Nabi, aku mengimpi:
mendiami keabadian dengan syafaatmu.
Tapi lelakuku hanya diam dan mendiamkan
sunnahmu bertukar-tukar dengan kesesatan.

Ya Nabi, aku mengiba:
dalam sunyi engkau menyorotkan cahaya.
Tapi bagaimana bisa aku mengikutimu
jika kalbu membatu terbelenggu nafsu?

Ya Nabi, aku menyeru:
Engkau Muhammadku, oh Muhammadku.
Tapi pantaskah aku mengungkap kerinduan
jika dzikirku hanya luapan kealpaan?

Ya Nabi, akhirnya aku mendoa:
pada Pencipta nuur-mu yang mulia.
Semoga dipantaskan juga diperkenankan
berjumpa denganmu di lorong penantian.

-Sam Palgunadi-
Pati, 22 Oktober 2021

Tutur Kata #9

"... Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." 

[QS. Al Baqarah: 216]

Urat Nadi Rindu

Engkau mata air telaga,
yang kuteguk sarinya, Layla:
meleleh melalui rongga
kegersangan rasa,
mengobati kobaran dahaga
api sukma lara.

Mata air menjalin-jalin
nafasmu pada jantungku,
hingga urat nadi rindu
berdenyut selamanya.

-Sam Palgunadi-
Jombang, 27 April 2019

Pustaka Rasa #9

Hati juga pewarta yang baik. Ketika lisan tak lagi dapat berkata-kata, do'a dari hati yang tulus akan sampai pada siapa yang menjadi maksunya.

-Sam Palgunadi-
21 Desember 2013

Alam Lain

Saat malam tak lagi terang
oleh sinar purnama.
Saat pohon-pohon meredup layu
oleh sayatan duka.
Adakah sunyi Tuan bertakhta?

Tak ada bunyi-bunyi indah:
suaramu.
Tak terluang barang sejenak:
alpa hadirmu.
Hanya seutas asa sekejap mengisi,
kemudian sepi.

Tak lagi kuingat:
betapa lembut datangmu.
betapa sayup pergimu.
Tinggal aku sendiri,
mengharap isi
membesuk kosongnya hati,
hingga sunyi.

Biar kutelan sejuta misteri.
Biar kugenggam segala janji.
Kosong dan isi pun menunjuk arti.
Dalam gelap dalam redup layu, Tuan,
aku mencari.

-Sam Palgunadi-
Jayapura, 18 September 2015

Tutur Kata #8

Saat kamu mencintai Allah dan rasul-Nya, jangan menduga kamu menang walaupun kamu kuat, jangan menduga kamu kalah walaupun kamu lemah.

[Tausiyah KH. Quraish Shihab]

Arti Hadirmu

Rindu memendarkan lorong waktu,
memberi jalan kita bertemu.
Lantunan lagu berirama kasih,
memupuk teduh hati yang terperih.

Oh, Dinda.. tengoklah sinar senja
yang menganyam dedaunan itu:
terperi seuntai makna atau sejuta,
tentang hakikat sebuah jumpa.

Hari berangsur gelap.
Kamus kata terus menyanyi dan menari,
menghayati arti akan hadirmu, Dinda,
menapaki tangga kesederhanaan cinta.

-Sam Palgunadi-
Jombang, 22 September 2022