Menulis untuk sebuah pencarian yang tak berkesudahan. Menulis untuk mengaktualisasi yang asalnya cuma bayang-bayang. Menulis untuk merumuskan lintasan-lintasan yang tiba-tiba muncul dalam pikiran. Menulis untuk menyapa lembutnya hati dan dalamnya perasaan. Menulis untuk secara perlahan dan terus-menerus menguatkan keyakinan. Menulis untuk memaknai setiap torehan dan liku kehidupan. Menulis untuk berupaya menggapai hakikat dan kesejatian.

Jumat, 17 Juni 2022

Jarak


Sejauh-jauh jarak kita,
masih lebih jauh Engkau,
saat rindu menggelora.
Jarak bisa diukur panjangnya, Kasih.
Tapi bagaimana mengakhiri rindu,
jika ungkapan kata-kata,
tak diaminkan semesta?

-Sam Palgunadi-
Pati, 26 Juni 2021

Pustaka Rasa #7


Sisi romantisme masa lalu itu hanya indah saat dikenangkan. Ketika dimasuki kembali, yang terasa domiman tinggallah puing-puing keraguan.

-Sam Palgunadi-
27 Desember 2013

Sabtu, 11 Juni 2022

Berserah


Saat pikiran hanya bisa mengangan.
Sedang hati tak sanggup lagi menahan.
Ketika mata tak mau terpejam.
Tapi kaki berjalan pun enggan.

Yang jauh semakin tak tergapai.
Yang dekat menjauh pergi.
Yang di tangan tak tergenggam lagi.
Sendiri aku berteman sepi.

Aku hanya seutas tali.
Yang bahkan tak cukup menjerat
       tanganku sendiri.
Dari subalnya laku.
Dalam kekerdilan aku terus berjibaku.

Aku selembar daun kering.
Terpotang-panting dalam hembus angin:
setiap inginku.
Terhempas lepas dihampar langit
       tak berbatas.

Kekuasaan habis sudah.
Kekuatan tak lagi bertuah.

-Sam Palgunadi-
Tangerang Selatan, 8 Mei 2012

Tutur Kata #6


Tanda seorang telah merasakan manisnya iman adalah pikirannya terbuka dan jalan, sehingga mampu sampai pada hikmah dari setiap keadaan.

[Pengajian KH. Ahmad Asrori Al-Ishaqy]

Kamis, 09 Juni 2022

Jalan Kembali


Perumpamaan momentum jumpa,
seperti persaksian mata
pada cakrawala senja.
Rumah hati seisinya
memelukmu sekuat tenaga,
sebelum semburat cahaya
lenyap ditumpas kata.

Tinggal rasa rindu abadi
yang sanggup melerai
gemuruh angin, hujan dan badai.
Segala degup akan damai
cukup untuk menyelami sunyi,
karna pengembaraan tak berhenti
mencari jalan kembali.

-Sam Palgunadi-
Lamongan, 17 Oktober 2021

Rabu, 08 Juni 2022

Pustaka Rasa #6


Seseorang boleh memilih jalan manapun sesukanya. Tapi pada saatnya ada satu jalan yang tak pernah bisa ia hindarkan. Dialah perpisahan.

-Sam Palgunadi-
29 Desember 2013

Senjakala


Di sepi senjakala: atribut semesta
kembali ke tepian cakrawala.
Semakin diam, semakin kelam,
lalu tenggelam di himpitan petang.

Senjakala yang singkat,
lekas menyudahi seri pelita hangat,
menyisakan bekas-bekas warna
kadung meresap di relung jiwa.

Mahligai rasa, bagaimana kabarmu?
Dalam sepi diam kalbu,
engkau sama: lekas pilu,
tak berdaya dikulum rindu.

Kesendirian jiwa, dimanakah aku?
Dalam gelap bertambah bisu,
kita sama padam di lorong semu:
mencari pendar makna, lalu menyatu.

-Sam Palgunadi-
Pati, 5 Juni 2022

Tutur Kata #5


Empat pilar kesalehan, yaitu:

1. Adab sebelum ilmu;
2. Ilmu sebelum amal;
3. Amal sebelum manfaat;
4. Manfaat sebelum berkah.

[Pengajian Gus Candra Malik]

Minggu, 05 Juni 2022

Bagaimana Bisa


Bagaimana bisa malam menjelma
rindu yang menggebu,
cinta yang tak berdaya,
jumpa yang tak sampai
berbalas kata, peluk dan belai?

Bagaimana bisa jarak memulai,
dua hati tak saling bertemu,
sama terjeda waktu,
padahal keduanya saling memburu
di kegelapan bersua bisu?

Bagaimana bisa kata-kata mewakili
desiran hati yang tak selesai
merapal semoga meluapkan pinta,
menuangkan tetesan tinta pemaknaan
cinta dan rindu tanpa perjumpaan?

Bagaimana bisa aku dan kamu
tak berdaya pada kekecewaan,
digelapkan oleh kebisuan,
diperdaya bayangan perpisahan,
jika rasa kita pencarian tak berkesudahan?

-Sam Palgunadi-
Pati, 3 Oktober 2021

Pustaka Rasa #5


Perjalanan selalu punya ujung dan terminal-terminal tempat istirah. Sementara kembali adalah tujuan yang pasti.

-Sam Palgunadi-
7 Oktober 2013

Berlabuh


Berlabuh malam,
usai petang menggulung senja.
Terjatuh kelam,
seuntai angan menanggung luka.
Selain kawan,
dimanakah tempat pelipur lara?
Pada-Mu, Tuan,
segala rindu akan bermuara.

-Sam Palgunadi-
Jayapura, 10 Januari 2015

Tutur Kata #4


"Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan tidak memberi karena Allah, maka sungguh telah sempurna imannya."

[Hadits riwayat Abu Dawud dan At-Tirmidzi]

A S A


Mereka tercerai oleh jarak.
Pada duka,
yang pertama-tama menjajakan gelak.

Mereka terlupa dalam sajak.
Dengan cinta,
beribu derma mentaswir lelaku bijak.

Mereka aksara ba',
yang menopang alif-ku sendiri tegak.

-Sam Palgunadi-
Jayapura, 13 Desember 2015

Pustaka Rasa #4


Ada dua momentum senja yang paling syahdu: saat tenggelam dalam nuansa kepekatan rindu; atau bersemayam dalam ketakberdayaan cinta.

-Sam Palgunadi-
15 September 2013

Kepada Rindu


Kepada rindu
yang sudah pasti datangnya;
Di dalam sunyi
yang tak pernah alpa dari makna;
Biarkan bisu
menangkap setiap diamnya kata;
Biarkan sepi
mengungkap segala kalam semesta.

-Sam Palgunadi-
Pati, 25 Januari 2022

Tutur Kata #3


Ruwat Sengkolo dibanting oleh Ki Janggan gurunya dan dibentak: "Pamer makrifat kamu!".

"Yang berbahaya dan potensial mempelesetkan manusia bukan hanya kebodohan, tapi juga kepandaian. Bukan hanya kemiskinan, tapi juga kekayaan. Bukan hanya kelemahan tetapi juga kekuatan. Bukan hanya kejahilan, tetapi juga kealiman. Bukan hanya dhulumat, tapi juga makrifat."

[Nukilan dialog teater "Nabi Darurat Rasul Ad-Hoc" karya Emha Ainun Nadjib]