Rembulan malam kemarin
dengan semburat cahayanya,
mendiamkanku pada diammu,
termenung di alam lain sana.
Aku tak ingat permulaan jumpa
tau-tau engkau telah menjelma:
hangat nyala api, rumah di sanubari.
Lalu pulang kepada tujuan abadi.
Oh.. begitu cepat perjalanan:
pagi menggapai singgasana siang,
sore memunguti serpihan senja,
malam memunggungi bentala fana.
Lalu bagaimana aku selanjutnya?
Terutama saat sepi: hati tak pernah selesai.
Lalu bagaimana aku tanpamu?
Seperti saat kalbu, terus menggemakan rindu.
Doa mungkin hanya seucap kata,
kini menjelma satu-satunya
jembatan penghubung kita,
mengharap bahgiamu di liang pusara.
-Sam Palgunadi-
Pati, 24 November 2021