Menulis untuk sebuah pencarian yang tak berkesudahan. Menulis untuk mengaktualisasi yang asalnya cuma bayang-bayang. Menulis untuk merumuskan lintasan-lintasan yang tiba-tiba muncul dalam pikiran. Menulis untuk menyapa lembutnya hati dan dalamnya perasaan. Menulis untuk secara perlahan dan terus-menerus menguatkan keyakinan. Menulis untuk memaknai setiap torehan dan liku kehidupan. Menulis untuk berupaya menggapai hakikat dan kesejatian.

Sabtu, 28 Mei 2022

Diamku dan Diammu


Rembulan malam kemarin
dengan semburat cahayanya,
mendiamkanku pada diammu,
termenung di alam lain sana.

Aku tak ingat permulaan jumpa
tau-tau engkau telah menjelma:
hangat nyala api, rumah di sanubari.
Lalu pulang kepada tujuan abadi.

Oh.. begitu cepat perjalanan:
pagi menggapai singgasana siang,
sore memunguti serpihan senja,
malam memunggungi bentala fana.

Lalu bagaimana aku selanjutnya?
Terutama saat sepi: hati tak pernah selesai.
Lalu bagaimana aku tanpamu?
Seperti saat kalbu, terus menggemakan rindu.

Doa mungkin hanya seucap kata,
kini menjelma satu-satunya
jembatan penghubung kita,
mengharap bahgiamu di liang pusara.

-Sam Palgunadi-
Pati, 24 November 2021

Pustaka Rasa #3


Ada suatu saat yang selalu aku tunggu: menanggalkan busana kebesaran rindu, untuk bertelanjang dalam kesederhanaan cinta.

-Sam Palgunadi-
22 Mei 2012

Kamis, 26 Mei 2022

Angin

Angin menuturkan kesan,
semilir berhembus ke langit harapan.
Jika kegelapan mulai mendesir
ketakutan, Tuan.
Kemana malam akan melabuhkan bahtera
selain pada: suaka-Mu.

-Sam Palgunadi-
Ambon, 7 Januari 2018

Rabu, 25 Mei 2022

Tutur Kata #2

Keluarga sakinah itu dapat diwujudkan dengan menerapkan kesamaan dengan pasangan dalam empat hal:

1. Sama-sama hidup -> maksudnya jangan ada rahasia;
2. Sama-sama rasa -> bersama dalam senang ataupun sedih;
3. Sama-sama manusia -> jangan merendahkan pasangan;
4. Sama-sama dewasa -> ada tanggung jawab di dalamnya.

[Diolah dari tausiyah KH. Quraish Shihab]

Pustaka Rasa #2

Untuk tahu siapa yang kamu cinta, jangan tanyakan siapa-siapa selain hatimu. Untuk putuskan cintamu buat siapa, jangan lihat apa-apa selain hatinya. 

-Sam Palgunadi-
Tangerang Selatan, 13 Agustus 2012

Pustaka Rasa #1

Menulis untuk sebuah pencarian yang tak berkesudahan. Menulis untuk mengaktualisasi yang asalnya cuma bayang-bayang. Menulis untuk merumuskan lintasan-lintasan yang tiba-tiba muncul dalam pikiran. Menulis untuk menyapa lembutnya hati dan dalamnya perasaan. Menulis untuk secara perlahan dan terus-menerus menguatkan keyakinan. Menulis untuk memaknai setiap torehan dan liku kehidupan. Menulis untuk berupaya menggapai hakikat dan kesejatian.

-Sam Palgunadi-
Tangerang Selatan, 31 Maret 2011

Senin, 23 Mei 2022

Tutur Kata #1

Kondisi seorang hamba itu tidak lebih dari empat hal, yaitu :

1. Senang -> maka syukurilah;
2. Susah -> maka bersabarlah;
3. Ta'at -> maka bersaksilah itu dari Allah;
4. Maksiat -> maka ber-istighfarlah.

[Pengajian Kiai Imron Jamil Jombang]

Minggu, 22 Mei 2022

Dekap

Seperti malam, yang heningnya
seolah mengisahkan sepenggal cerita.
Sebuah angan,
yang merindukan hadir-Mu
di penantian penuh sunyi dalam dada.

Tanpa kata. Tanpa suara.
Melalui goresan pena
aku melukis
keadaan yang tiada.
Dalam udara. Dalam cahaya.
Rinduku tertambat pada hasrat berjumpa.

Datanglah kembali dalam gelap malamku 
melalui setitik cahaya.
Segarkanlah penat hatiku 
dengan sesapuan udara.
Tuhan, dekap aku dalam cinta.

-Sam Palgunadi-
Jayapura, 26 Desember 2014

Sabtu, 21 Mei 2022

Cahaya-Mu

Perjumpaan itu seperti ombak:
timbul mendetak jarak, tenggelam menjejak riak.

Hembus angin menyemaikan harapan,
debur gemuruh meraupkan syak kembimbangan.

Ketika semburat senja menginsyafi kealpaan, Tuan.
Betapa kefakiran rasa merindukan: cahaya-Mu.

-Sam Palgunadi-
Ambon, 8 Mei 2017