Menulis untuk sebuah pencarian yang tak berkesudahan. Menulis untuk mengaktualisasi yang asalnya cuma bayang-bayang. Menulis untuk merumuskan lintasan-lintasan yang tiba-tiba muncul dalam pikiran. Menulis untuk menyapa lembutnya hati dan dalamnya perasaan. Menulis untuk secara perlahan dan terus-menerus menguatkan keyakinan. Menulis untuk memaknai setiap torehan dan liku kehidupan. Menulis untuk berupaya menggapai hakikat dan kesejatian.

Selasa, 12 Oktober 2021

Secangkir Kopi #6


Sekali ini, aku ingin menulis pengalaman bermeditasi, yang secara pemahaman makna dan tata cara pengamalannya, sedikit-sedikit aku mendapatkan ilmunya dari Gus Candra Malik saat mengikuti kelas meditasi di Surabaya sekitar bulan April dan Agustus 2017. Berkaitan dengan meditasi ini ada beberapa kejadian unik dalam hidup yang membuatku tertarik mempelajarinya. Salah satu diantaranya aku alami sebelum aku mengikuti kelas meditasi, bahkan sebelum aku tau meditasi itu apa.

Minggu, 03 Oktober 2021

Secangkir Kopi #5


Setelah sekian lama istirahat dari kata-kata, atau lebih tepatnya istirahat nge-blog, catatan ini mungkin akan menjadi postingan pertamaku di Padepokan Santri 76 ini sejak Desember 2017. Semoga aku diizinkan Gusti Allah untuk merampungkan dan bisa konsisten menulis ke depannya.


Oiya, saat catatan ini kubuat, aku sudah tiga tahun kurang enam hari tinggal di kota Pati. Aku menyebutnya kota "Pantura Satu". Tentu saja, kota "Pantura Satu" adalah seri lanjutan dari kota "Matahari Terbit" dan kota "Waktu Dhuha" yang pemaknaan akannya sudah kutuangkan dalam kolom "Secangkir Kopi" postingan-postingan sebelumnya. Aku memilih nama "Pantura Satu" karena dalam bayangan perasaan batinku (di dalamnya mungkin juga tersemat harapan dan doa), di masa-masa mendatang aku merasa akan meninggali kota "Pantura Dua", "Pantura Tiga" dan seterusnya. Seingatku karena itu saja sih, mungkin kurang mungkin juga lebih.