Lihatlah kupu-kupu itu, Kawan!
Siapa memintanya. Mengundang
tangis memikul luka,
Pagi hari bakda subuh, Sam
tiba-tiba muncul di teras rumah. Berkaos hitam, bercelana levis kumal yang
entah sudah berapa lama tak dicuci. Bermuka kusam, berkumis agak tebal senampak
rumput teki yang baru bersemi. Mungkin itulah balada yang
dikicaukan berderet-deret burung Prenjak kemarin sore. Disusul kemudian
kupu-kupu yang menari
erotis mengitari bohlam lampu saat malam baru memasuki sepertiga. Suatu
pemandangan yang tak biasa.