Aku tulis ini untuk mengenang seorang teman yang telah lebih dulu berpulang,
Abdullah Faqih (Mbah).
Belum sempurna malam melukis gelap.
Suara di kejauhan datang mengusik.
Melontar seuntai khabar.
Sungguh pahit melilit menghimpit.
Kapala tak henti-henti kenangkan kisah:
Derai canda, semangat juang, luapan keluh.
Yang dahulu telah tergoreskan.
Bersanding rajutan mimpi untuk hari depan.
Engkau telah berpulang, teman.
Terlampau cepat rasanya.
Belum lagi aku sempat bersua.
Kita teguk secangkir kopi berdua.