Menulis untuk sebuah pencarian yang tak berkesudahan. Menulis untuk mengaktualisasi yang asalnya cuma bayang-bayang. Menulis untuk merumuskan lintasan-lintasan yang tiba-tiba muncul dalam pikiran. Menulis untuk menyapa lembutnya hati dan dalamnya perasaan. Menulis untuk secara perlahan dan terus-menerus menguatkan keyakinan. Menulis untuk memaknai setiap torehan dan liku kehidupan. Menulis untuk berupaya menggapai hakikat dan kesejatian.

Minggu, 11 Maret 2012

Aku Bukan Aku



Dalam malam sebelum penghabisan.
Tinggal aku, cicak, nyamuk, kecoak, laba-laba.

Jumat, 09 Maret 2012

Mendaki Gunung Kehidupan


Oleh: Saifuddin Du

Aku sudah memikirkannya masak-masak, pelan-pelan ia telah dapat kuterima sepenuhnya. Bukan sebuah kebetulan, tetapi memang karena telah ada sekenario yang pasti. Aku pun mulai meyakini tak ada satu kejadian pun di jagad raya ini tanpa campur tangannya. Betul adalah benar, maka kebetulan sama halnya dengan kebenaran. Sekarang aku mencoba untuk menuliskannya, untuk sedapatnya memetakan isi dalam kepalaku. Memang tak akan pernah ada rumusan yang pasti, tapi paling tidak menulis itu untuk mengaktualisasi yang asalnya cuma bayang-bayang, yang hanya lintasan-lintasan yang tiba-tiba muncul dalam pikiran, yang menyapa di lembutnya perasaan, yang kemudian secara perlahan membentuk suatu keyakinan. 

Paling tidak itulah bunyi gejolak hatiku sebelum mulai menulis catatan ini. Catatan ini sendiri berawal dari sebuah testimoni