Menulis untuk sebuah pencarian yang tak berkesudahan. Menulis untuk mengaktualisasi yang asalnya cuma bayang-bayang. Menulis untuk merumuskan lintasan-lintasan yang tiba-tiba muncul dalam pikiran. Menulis untuk menyapa lembutnya hati dan dalamnya perasaan. Menulis untuk secara perlahan dan terus-menerus menguatkan keyakinan. Menulis untuk memaknai setiap torehan dan liku kehidupan. Menulis untuk berupaya menggapai hakikat dan kesejatian.

Selasa, 24 Januari 2012

Aku Adalah Apa yang Ada Di Hatiku

Selepas malam suguhkan mimpi.
Awan hitam selimuti langit pagi.
Runtuhkan segala keteguhan hati.
Hilangkan beribu rajutan mimpi.

Aku terkekang dalam sepi.
Pergi mencari seorang diri.

Aku mengembara dalam angan.
Duduk bersiul merindu hujan.
Di tengah lapang kering kerontang.

Akankah kan kudapat jawaban?
Ketika awan hitam pun enggan.
Rintikkan tetes demi tetes kasih sayang.

Minggu, 22 Januari 2012

Kakek di Penghujung Jalan

Oleh: Saifuddin Du
Terinspirasi dari pengalaman pribadi


Aku menjadi teringat beberapa saat sebelum ia datang, seorang kakek yang menceritakannya padaku. Aku sendiri kadang merasa menyesal juga, jika mengingat saat-saat itu. Karena usiaku yang masih anak-anak, aku enggan memenuhi permintaan kakek. Ucapan itu kini kembali terngiang di kepalaku, mengingatkanku pada sosoknya, keteladanannya, juga nasihat-nasihatnya.

Waktu itu mentari senja benar-benar menampakkan pesonanya. Kegagahannya terpampang dari cerahnya hamparan awan di cakrawala. Semakin lama ia semakin merundukkan cahaya, seolah sang ufuk secara perlahan menarik peredarannya. Di akhir sebelum ia tenggelam, ia sempatkan menyulam berkas-berkas sinar keemasan di celah-celah pohon mangga, tepat di bawahnya dua insan kakek dan cucunya dengan hangat sedang bercengkerama.

Rabu, 18 Januari 2012

Malam Kebersamaan

Oleh: Saifuddin Du
Puisi ini terinspirasi oleh teman-teman kelas 3Y Akuntansi STAN. Secara khusus saya ucapkan terima  kasih untuk saudara Lutfil Hakim.:)

Tentangmu...
Aku teringat saat-saat telah berlalu.
Saat pertama dipertemukan waktu.
Saat menapaki tangga samester baru.

Kini, kita di sini, Teman.
Puncak bogor menjadi saksi di kebisuan.
Berkisah bocah 3Y menyusun impian.
Di keheningan malam kebersamaan.

Jumat, 13 Januari 2012

Mencari Tau

Oleh: Saifuddin Du
Dalam malam sepi.
Ketika angan hendak menuntun ke dunia mimpi.
Tampak olehku secercah cahaya menyinari.
Semakin elok bersandingkan kenangan dalam hati.
Hingga ingin rasanya tangan ini segera menggapai.

Dan lalu.
Angin malam pun bertanya padaku.
Siapakah gerangan cahaya elok itu?
Aku jawab, “dialah kamu.”
Yang sedang di sana dinina-bobokan waktu.

Rabu, 11 Januari 2012

Surat Pertama (2)

Oleh: Saifuddin Du
Sepenggal Kisah ini merupakan kelanjutan dari kisah sebelumnya: Surat Pertama (1)


Detik demi detik mengiringkan perjalanan waktu menuju malam. Setelah matahari tenggelam, kabut hitam menyebar menggantikan cerahnya awan-awan, menyemburkan kegelapan ke angkasa secara perlahan. Sementara di atas gedung akper pesantren Jombang, burung Cirak dengan lincah beterbangan. Bersuara berat menggeram, membuat anak-anak kecil lari ketakutan. Ketika itu angin malam berhembus dengan kencang, menggerak-gerakkan tujuh pohon tinggi di taman. Daun-daun pun gugur berserakan, menunggui para santri esok pagi menyapu halaman.

Selasa, 10 Januari 2012

Selamat Jalan

Oleh: Saifuddin Du

Kembali mengisak dalam ingatan.
Saat kota pahlawan menyeru mengundang.
Secara perlahan berikan harapan.
Tak berwujud di kenyataan.

Kembali kuharus yakinkan.
Duniaku sebatas angan.
Harapku hanya lamunan.
Yang tak kutau sampai kapan?

Senin, 09 Januari 2012

Untukmu di Tahun yang Berganti

Oleh: Saifuddin Du

Saat malam terhenti di permulaan pagi.
Seberkas sinar terbit membuka hari.
Secara perlahan sinar itu beranjak tinggi.
Menjadi sempurna ketika di tengah hari.
Ke ufuk barat ia lalu jalan menghampiri.
Hingga maghrib mengusirnya menghilang-pergi.