Menulis untuk sebuah pencarian yang tak berkesudahan. Menulis untuk mengaktualisasi yang asalnya cuma bayang-bayang. Menulis untuk merumuskan lintasan-lintasan yang tiba-tiba muncul dalam pikiran. Menulis untuk menyapa lembutnya hati dan dalamnya perasaan. Menulis untuk secara perlahan dan terus-menerus menguatkan keyakinan. Menulis untuk memaknai setiap torehan dan liku kehidupan. Menulis untuk berupaya menggapai hakikat dan kesejatian.

Kamis, 15 September 2011

Munajat

Digenggammu ada berjuta-juta kasih
Semua kau beri pada cipta-mu tanpa pilih-pilih
Tanpa butuh satu manfaat pun ingin kau raih
Agung dan suci-mu selalu luhur dan bersih

Kau kurnia juga sayang pada jiwa-jiwa yang merintih
Para pengharap ampun-mu tanpa pernah letih
Engkau pun tiada sekali-kali mengabaikan jerih
Tersenyumlah hati mereka tanpa pernah bersedih

Duhai dzat penuntun langkah pengendali nafsu
Di jalanku tiada pernah kumerasa malu
Kemungkaran dan maksiat selalu kujadikan sebagai laku
Seolah diri tiada pernah terima cahya dan ilmu

Duhai dzat penguasa jiwa penunjuk kalbu
maafkan aku ampuni aku kasihi aku
Pantaskan selalu kutuju jalan menuju ridlo-mu
Di setiap hembus nafasku sepanjang waktu

Barangkali keinsyafanku telah sejuta kali
Permohonan ampun pun sudah tak terhitung lagi
Tetapi salah dan dosa masih juga terulang kembali
Engkau golongkanku pada kaum yang merugi

Dalam untaian sepenggal munajat ini
Kuharap pikir dan hati senantiasa jernih dan suci
Kumohon kau tunjuki setiap olah tangan dan langkah kaki
Izinkan juga pada semua salah dan dosa kuperbaiki

Maha sucimu wahai Dzat pencipta
Di waktu pagi buta dan saat senja menyapa
Dari awal ada sampai penghujung masa
Seagung-agungnya seluas-luasnya

Kuucap salam juga pada para arsalal ambiya
Penunjuk jalan dan pembawa berita gembira
Segala puji untuk-mu wahai penguasa
Di hamparan semesta raya serta isinya

Kedinding Lor
Selasa, 13 September 2011
10:41

Jumat, 09 September 2011

Sajak Kenangan

Hampa
Rasa yang terkadang ada
Ketika hati mengingat kata mesra
Meski telah lama diri tak bersama

Sepi
Saat-saat menjalani hari
Tak mampu kutahan kemauan hati
Namun tiada kuasa mengubah jalan diri

Kucari makna lewat kata
Kurangkai peristiwa dengan goresan pena
Belum kutau jua alasannya kenapa
Tak dapat kulupa seorang yang pernah bermakna

Kini
Hanya mampu kuikuti kata hati
Kulalui hari dengan sejuta mimpi
Dengan harap nanti semua kan brarti

Gedung C STAN, 19 April 2010

Ketika kerinduan menyapa diri
Tiada kata dapat mewakili isi hati
Seuntai kata yang datang menghampiri
Mampu menghapus sejuta rindu di hati

Ketika kerinduan menyapa diri
Akankah mampu menjawab pertanyaan hati
Bahwa rindu ini mampu kau mengerti
Bahwa keinginan hati bisa kau pahami

Tetapi
Tak dapat kutau semua bisa terjadi
Mungkinkah karena diri tak bisa mengerti?
Ataukah karena ada ikatan hati?

Kalimongso, 19 April 2010


Layaknya sinar purnama
Indah tapi tak lama
Cahyanya tak kan terlupa
Meski pernah gelap oleh gerhana

Masa suka yang pernah ada
Pada diri memberi warna
Indah hidup karenanya
Saat mimpi saat nyata

Ketika telah habis masa
Rasa telah masuk  ke dalam sukma
Tak bisa terhapus oleh luka
Selalu dinanti saat lagi datangnya

Kini asa semakin jauh terasa
Terhalang dinding-dinding realita
Hanya kuasa yang Esa semata
Yang kan mampu menyatukannya

Jurangmangu, 02 Juli 2010